Provinsi Riau memiliki
total lahan gambut 4,04 juta hektar atau sektiar 48% dari total wilayah Riau.
Bahkan hamparan gambut di Riau itu merupakan 56% dari total gambut di
Sumatra.
Gambut
yang merupakan endapan organik fosil-fosil tumbuhan selama beratus tahun.
Gambut seperti busa yang mengandung banyak air dan berfungsi menyerap karbon.
Kerusakan pada sebagian gambut menyebabkan kerusakan seluruh hamparan gambut
itu. Jika rusak, maka apa pun di atasnya seperti hutan, tumbuh-tumbuhan dan
satwa juga terancam termasuk masyarakat.
Tren investasi
sawit dan HTI yang merambah ke wilayah gambut, mereka membuat kanal-kanal untuk
mengeringkan kawasan agar bisa ditanam sawit atau HTI. Kanal yang
dibangun di gambut itu ditembuskan ke sungai dan inilah yang membuat kandungan
air di gambut berkurang dan akhirnya rusak. Praktik buruk inilah yang mengancam
habitat satwa dan fauna di atasnya termasuk masyarakat dan ekologinya.
Kebakaran Hutan
Dan lahan Gambut..
Menurut pantauan WWF sepanjang Februari 2014 di kawasan
gambut terdeteksi 2370 titik api, sementara itu untuk tanggal 11 Maret 2014
saja terpantau 499 titik api di kawasan ini. Jumlah ini memberikan indikasi mengapa semakin hari
kabut asap semakin menebal di Provinsi Riau. Padahal gambut merupakan kawasan
moratorium alias tidak boleh ada aktifitas pembukaan kawasan tersebut. Selain
itu pada periode yang sama terdeteksi 188 titik api di kawasan hutan yang masuk
dalam moratorium. Siapa yang bersalah?
Mengapa kebakaran bisa terjadi di kawasan ini?
Riau memiliki 4 juta hektar kawasan hutan gambut salah
satunya adalah blok hutan Giam Siak Kecil dengan kedalaman gambut lebih dari 5
meter. Hutan gambut Giam Siak Kecil merupakan cadangan karbon global. Menebang
pohon atau merusak lahan tanahnya saja akan menimbulkan emisi karbon yang
berdampak bagi perubahan iklim global.
Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi
sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk: oleh sebab itu, kandungan bahan
organiknya tinggi. Gambut terbentuk tatkala Bagian-bagian tumbuhan yang luruh
terhambat pembusukannya, biasanya di lahan-lahan rawa, karena kadar keasaman
yang tinggi atau kondisi anaerob di perairan setempat.
Kawasan hutan gambut idealnya tergenang air sepanjang
tahun,. Sayangnya, para pemilik konsesi HTI akasia atau perkebunan sawit
membuat kanal untuk mengeringkan kawasan basah ini. Pembuatan kanal tersebut mengakibatkan gambut menjadi
kering dan mudah terbakar pada
musim kemarau. Kebakaran kawasan
gambut biasanya merambat hingga ke bawah
permukaan gambut, sehingga mengakibatkan sulitnya pemadaman api.
Pembukaan lahan gambut dan hutan merupakan sumber
terbesar emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia. Emisi dari lahan gambut
mencapai sekitar 45% dari keseluruhan emisi gas rumah kaca di Indonesia saat
ini. Untuk sektor kehutanan, emisinya mencapai lebih dari 35%. Potensi
pengurangan emisi GRK yang paling besar diperoleh dari upaya pengurangan laju
perusakan hutan (deforestasi) dan melalui rehabilitasi lahan gambut yang rusak.(dikutip
dari Tulisan Manager Komunikasi WWF Indonesia, tinggal di Pekanbaru, Riau.)
http://www.wwf.or.id/?32043/MenantiKepastianPenyelesaianBencanaAsap
Menurut Afdhal Mahyuddin *Pegiatkonservasi,
anggota koalisi LSM Eyes on the Forest, tinggal di Pekanbaru
Melihat asal muasal kejahatan lingkungan ini mau tak mau
kita harus masuk dalam memahami kompleksitas kehutanan dan perkebunan di Riau,
Sumatera umumnya,Seperti yang dituliskan nya di website http://www.wwf.or.id/
Dampak Kabut Asap Bagi Kesehatan
Secara umum
kabut asap dapat mengganggu kesehatan semua orang, baik yang dalam kondisi
sehat maupun dalam kondisi sakit. Pada kondisi kesehatan tertentu, orang akan
menjadi lebih mudah mengalami gannguan kesehatan akibat kabut asap dibandingkan
orang lain, khususnya pada orang dengan gangguan paru dan jantung, lansia, dan
anak-anak.
Berikut ini dampak akibat gangguan asap bagi kesehatan kita yang Sempat Saya Baca Di berita Media Electronik
Berikut ini dampak akibat gangguan asap bagi kesehatan kita yang Sempat Saya Baca Di berita Media Electronik
- Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
- Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dan sebagainya.
- Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan seseorang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
- Bagi mereka yang berusia lanjut (lansia) dan anak-anak maupun yang mempunyai penyakit kronik, dengan kondisi daya tahan tubuh yang rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
- Kemampuan dalam mengatasi infkesi paru dan saluran pernapasan menjadi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
- Berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
- Bahan polutan pada asap kebakaran hutan dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
- Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, terutama karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus penyebab penyakit (agent) serta buruknya lingkungan (environment).
Memerangi
Penjahat Lingkungan
Gubernur Riau
(Gubri) H Annas Maamun hanya memiliki satu keinginan nyata terkait bencana asap
yang sedang ditaklukkan saat ini. Keinginan itu adalah tidak terjadinya bencana
serupa. Karena itu, dia meminta seluruh pihak menghimpun semua persoalan
kebakaran lahan untuk dituntaskan dan pelaku ditindak tegas sampai ke akar.
Kata Gubri
lagi, tidak hanya oknum satu dua orang yang ditindak, tapi kalau terbukti
sampai ke pemilik modal pun harus dihukum seberat-beratnya sesuai dengan
aturan. ‘’Tindakan tegas harus dilakukan kepada pemodal, bukan hanya kepada
pembakar dan pemilik saja,’’ Dikutip Dari : http://www.riaupos.co/44823-berita-tindak-tegas-pemodal-karhutla.html
Polda Riau dalam
hal ini terus mengusut kasus pembakaran hutan dan lahan (karhutla) yang
menimbulkan kabut asap.
"Tersangka
karhutla 82 orang plus korporasi. Kemungkinan, akan terus bertambah, karena tim
kami masih melakukan pengembangan," kata Kabid Humas Polda Riau AKBP
Guntur Aryo Tejo kepada riauterkini.com, Jumat (21/3/14).
Ditambahkannya,
dari tersangka itu, polisi melimpahkan 21 berkas ke kejaksaan. Sementara yang
sudah diterima jaksa, ada 2 berkas. "Yang dikirim ke Jaksa baru 21 berkas.
Yang diterima jaksa (P21) sudah 2 berkas. Berkas lain akan menyusul,"
ungkapnya.
Sementara itu Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)
dan KontraS mendesak pemerintah Indonesia bersungguh-sungguh, adil dan
transparan menangani bencana asap di Riau. Mereka meminta pemerintah mencabut
izin perusahaan yang menyalahi aturan, bukan malah menembak di tempat pembakar
hutan itu.
Menurut Manager Kebijakan dan Pembelaan Hukum WALHI
Muhnur Satyahaprabu. Kesalahan fundamental datang dari Menteri Kehutanan
Zulkifli Hasan. Di mana Zulkifli dianggap tak paham tentang apa dan bagaimana
pembakaran hutan dan lahan itu terjadi.
"Kesalahan kedua adalah membiarkan penjahat
lingkungan sebenarnya, yaitu korporasi-korporasi pemegang izin pengelolaan
hutan dan lahan, terus mendapatkan izin pengelolaan hutan dan lahan. Harus ada
hukuman bagi penjahat-korporasi yang membuat efek jera, jangan masyarakat terus
yang disalahkan" kata Muhnur dalam rilis, Jumat (21/3/14) di Jakarta.
Saat ini, katanya, banyak perusahaan terus membakar hutan
untuk membuka lahan. Selain karena biaya yang lebih murah pembakaran hutan
dinilai sebagai alternatif tercepat. Khusus di Riau, baik hutan maupun lahan
gambut telah banyak dibuka dan terus bertambah tiap tahun.
“Untuk menghentikan bencana asap tahunan di Sumatera dan
wilayah-wilayah lain di seluruh Indonesia, pemerintah harus mengeluarkan kebijakan
yang luar biasa juga dalam menangani masalah ini. Perusahaan-perusahaan izinnya
harus dievaluasi, kalau perlu dicabut, karena bencana asap yang dikontribusikan
kepada rakyat Riau," jelas Manager Kampanye Hutan dan Kebun Skala Besar
WALHI Zenzi Suhadi.
Sementara itu,
tembak di tempat dikatakan Samsul Munir dari kontraS adalah hal yang
bertentangan dengan peraturan Kapolri di mana penggunaan kekuatan dalam
tindakan kepolisian adalah pelanggaran hak asasi serius karena mengabaikan
proses hukum.
“Jangan sampai
perintah tembak di tempat ini malah menimbulkan persoalan baru terhadap
penegakan hukum dan pelanggaran HAM," ujarnya.
(dikutip Dari : http://merantionline.com/berita/detail/8485/2014/03/22/-walhi-terus-desak-izin-perusahaan-dicabut#.Uy1tO3ZEs_4
Dampak Bagi Masyarakat disekitar kawasan Lahan Gambut tersebut
Dampak Bagi Masyarakat disekitar kawasan Lahan Gambut tersebut
Akibat Kebakaran yang di dominasi lahan Gambut ini masyarakat merasa di hantui teror untuk turun ke ladang,di mana mana ada polisi ,
sebagai contoh yang terjadi di kelurahan teluk meranti, kelurahan teluk meranti kabupaten kampar riau. setiap warga yang ke kebun, baik mengambil hail panen atau bahkan memadamkan api di introgasi dan ada yang dibawa ke kantor polisi. "kami takut kekobun (kekebun-red) kini, banyak tentara, kian kami kono tangkap", ujar eni warga kelurahan teluk meranti.
ketakutan ini bukan tidak beralasan, hal ini karena eni dan warga lainny melihat seorang warga bernama Abah Tonit ditangkap karena mengambil jagung hasil panen dikebunnya, walaupun beberapa hari kemudian dilepaskan. tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di kelurahan teluk meranti, teror ini juga menghantui warga desa Kuala panduk kecamatan teluk meranti. bahkan dari keterangan pak Amir tokoh masyarakat desa kuala panduk, masyarakat tidak berani memadamkan api bahkan yang membakar kebunnya sendiri karena tindakan aparat yang terkesan sembarang tangkap tersebut. saat ini kabut asap di Riau memang sudah jauh berkurang, tetapi apakah tidak ada solusi yang jauh lebih baik untuk mencegah kejadian ini terulang dan tidak terjadi lagi teror ditengah masyarakat yang jelas-jelas sudah dirugikan dengan kabut asap seperti ini?. pemerintah seharusnya mempunyai kemampuan untuk melakukan itu.
Ungkap Istiqomah Marfuah seorang Aktivis Lingkungan,melalui blog pribadinya..
( joisadisti.blogspot.com )
sebagai contoh yang terjadi di kelurahan teluk meranti, kelurahan teluk meranti kabupaten kampar riau. setiap warga yang ke kebun, baik mengambil hail panen atau bahkan memadamkan api di introgasi dan ada yang dibawa ke kantor polisi. "kami takut kekobun (kekebun-red) kini, banyak tentara, kian kami kono tangkap", ujar eni warga kelurahan teluk meranti.
ketakutan ini bukan tidak beralasan, hal ini karena eni dan warga lainny melihat seorang warga bernama Abah Tonit ditangkap karena mengambil jagung hasil panen dikebunnya, walaupun beberapa hari kemudian dilepaskan. tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di kelurahan teluk meranti, teror ini juga menghantui warga desa Kuala panduk kecamatan teluk meranti. bahkan dari keterangan pak Amir tokoh masyarakat desa kuala panduk, masyarakat tidak berani memadamkan api bahkan yang membakar kebunnya sendiri karena tindakan aparat yang terkesan sembarang tangkap tersebut. saat ini kabut asap di Riau memang sudah jauh berkurang, tetapi apakah tidak ada solusi yang jauh lebih baik untuk mencegah kejadian ini terulang dan tidak terjadi lagi teror ditengah masyarakat yang jelas-jelas sudah dirugikan dengan kabut asap seperti ini?. pemerintah seharusnya mempunyai kemampuan untuk melakukan itu.
Ungkap Istiqomah Marfuah seorang Aktivis Lingkungan,melalui blog pribadinya..
( joisadisti.blogspot.com )
Tulisan Ini adalah Tulisan yang saya coba untuk tulis karena #IngatLingkungan yang Rasanya Setiap Hari Semakin Memburuk,Tulisan Ini Lebih Mengacu pada Karhutla yang 17 Tahun sudah terjadi di riau bahkan Tahun Ini merupakan yang terparah Selama 17 Tahun tersebut.
Maaf jika
pembaca kiranya tidak mudah memahami Apa yang saya Tuliskan Ini,Jujur saya
memang baru dalam Hal Menulis,Menulis Inipun dikarenakan Terinspirasi dari Kompetisi
http://www.blogdetik Yang Mengusung Tema
Blogger
Peduli Lingkungan ,Dikarenakan Itulah saya Tertantang Untuk Ikut Sekaligus
Belajar dalam Menulis.Bahkan Mungkin Banyak Kekurangan Yang ada Pada Tulisan Ini,Masukkan,Kritik
dan Saran blogger Lain Sangat saya Harapkan Agar saya Lebih Termotivasi untuk
Mengasah Kemampuan Dalam Hal Menulis.
#IngatLingkungan #ingatNgeblog
Semoga Bermanfaat ..
To be continued...
NExt :
baca Beita nya Disini " konfliktanahriau.blogspot.com
Semoga Bermanfaat ..
To be continued...
NExt :
baca Beita nya Disini " konfliktanahriau.blogspot.com