Senin, 28 Oktober 2013
Kantor PT Arara Abadi didemo warga Pangkalan Kuras, Pelalawan. Mereka mendesak perusahaan HTI tersebut membagikan lahan perkebunan.
Riauterkini-PANGKALANKURAS-Puluhan warga dan masyarakat empat desa di Kecamatan Pangkalan Kuras, Senin pagi (28/10/13) mendatangi kantor besar perusahaan Hutan Tanaman Industri PT Arara Abadi yang bermarkas di desa Dundangan. Warga menuntut sejumlah lahan diserahkan kepada masyarakat untuk dijadikan lahan perkebunan. Massa yang diperkirakan lebih dari 50 orang bergerak dan tiba di lokasi perusahaan yang telah di jaga ketat oleh pihak keamanan dari Polres Pelalawan dan Polsek Pangkalan Kuras.
Kedatangan warga sempat dihadang oleh security perusahaan di portal pintu masuk ke perusahaan, sehingga memaksa mereka melakukan orasi agar manajemen sudi menemui mereka. Tak berselang lama kemudian, Humas PT Arara Abadi menemui massa yang sedikit mulai memanas, dan kemudian dilakukan pertemuan di Kantor perusahaan.
Kordiantor Lapangan, Nolis Hadis, mengatakan, bahwa kedatangan warga adalah menuntut sejumlah lahan masyarakat yang disinyalir telah diserobot oleh PT Arara Abadi.
Aksi dilakukan akibat terjadi kesenjangan hidup masyarakat yang berada disekitar operasional. Nolis meminta agar sejumlah lahan yang dikuasi oleh PT Arara Abadi, agar kembalikan ke masyarakat untuk dijadikan lahan perkebunan dan bercocok tanam. Warga juga meminta agar ada tapal batas yang jelas antara lahan perkebunan dengan lahan milik masyarakat, sehingga tidak terjadi tumpang tindih yang berujung terjadinya gesekan.
"Kami hanya menuntut hak-hak masyarakat yang disinyalir dirampas oleh perusahaan agar dikembalikan ke masyarakat", ujarnya.
Humas PT Arara Abadi, Santoso didampingi manajemen Timbul Mawardi, mengungkapkan bahwa antara perusahaan dengan masyarakat saling membutuhkan. Aksi yang digelar oleh pemuda, menurutnya bagian dari jalinan silahturahmi meski nuansanya sedikit berbeda.
"Perusahaan pada intinya senantiasa membuka diri dan peduli dengan masyarakat, khususnya kepada massa yang didominasi oleh pemuda ini. Benang kusut ini hendaknya bisa kita urai dan temukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak", ujar Santoso.
Kapolsek Pangkalan Kuras, Kompol Rekson yang turut hadir dalam pengamanan aksi sekaligus menjadi mediasi ungkapkan apresiasi kepada para pemuda yang menyampaikan aspirasi secara damai.
"Silahkan saja sampaikan aspirasi secara damai dan penuh kekeluargaan. Kita berikan apresiasi atas aksi yang berjalan dengan penuh senyum ini", ujar Kompol Rekson.
Namun, perundingan yang berlangsung hingga pukul 13.00 WIB itu tidak membuahkan hasil apa-apa. Sejumlah tuntutan yang diajukan oleh masyarakat, diantaranya meminta tanaman kehidupan, program CSR lebih maksimal, cek tapal batas dan program ekonomi kerakyatan belum bisa dikabulkan oleh perusahaan. Sebab itu, berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, pertemuan akan dilanjutkan pada (12/11/13) mendatang di tempat yang sama.*** (feb)
Sumber:http://www.riauterkini.com/sosial.php?arr=65985
Kantor PT Arara Abadi didemo warga Pangkalan Kuras, Pelalawan. Mereka mendesak perusahaan HTI tersebut membagikan lahan perkebunan.
Riauterkini-PANGKALANKURAS-Puluhan warga dan masyarakat empat desa di Kecamatan Pangkalan Kuras, Senin pagi (28/10/13) mendatangi kantor besar perusahaan Hutan Tanaman Industri PT Arara Abadi yang bermarkas di desa Dundangan. Warga menuntut sejumlah lahan diserahkan kepada masyarakat untuk dijadikan lahan perkebunan. Massa yang diperkirakan lebih dari 50 orang bergerak dan tiba di lokasi perusahaan yang telah di jaga ketat oleh pihak keamanan dari Polres Pelalawan dan Polsek Pangkalan Kuras.
Kedatangan warga sempat dihadang oleh security perusahaan di portal pintu masuk ke perusahaan, sehingga memaksa mereka melakukan orasi agar manajemen sudi menemui mereka. Tak berselang lama kemudian, Humas PT Arara Abadi menemui massa yang sedikit mulai memanas, dan kemudian dilakukan pertemuan di Kantor perusahaan.
Kordiantor Lapangan, Nolis Hadis, mengatakan, bahwa kedatangan warga adalah menuntut sejumlah lahan masyarakat yang disinyalir telah diserobot oleh PT Arara Abadi.
Aksi dilakukan akibat terjadi kesenjangan hidup masyarakat yang berada disekitar operasional. Nolis meminta agar sejumlah lahan yang dikuasi oleh PT Arara Abadi, agar kembalikan ke masyarakat untuk dijadikan lahan perkebunan dan bercocok tanam. Warga juga meminta agar ada tapal batas yang jelas antara lahan perkebunan dengan lahan milik masyarakat, sehingga tidak terjadi tumpang tindih yang berujung terjadinya gesekan.
"Kami hanya menuntut hak-hak masyarakat yang disinyalir dirampas oleh perusahaan agar dikembalikan ke masyarakat", ujarnya.
Humas PT Arara Abadi, Santoso didampingi manajemen Timbul Mawardi, mengungkapkan bahwa antara perusahaan dengan masyarakat saling membutuhkan. Aksi yang digelar oleh pemuda, menurutnya bagian dari jalinan silahturahmi meski nuansanya sedikit berbeda.
"Perusahaan pada intinya senantiasa membuka diri dan peduli dengan masyarakat, khususnya kepada massa yang didominasi oleh pemuda ini. Benang kusut ini hendaknya bisa kita urai dan temukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak", ujar Santoso.
Kapolsek Pangkalan Kuras, Kompol Rekson yang turut hadir dalam pengamanan aksi sekaligus menjadi mediasi ungkapkan apresiasi kepada para pemuda yang menyampaikan aspirasi secara damai.
"Silahkan saja sampaikan aspirasi secara damai dan penuh kekeluargaan. Kita berikan apresiasi atas aksi yang berjalan dengan penuh senyum ini", ujar Kompol Rekson.
Namun, perundingan yang berlangsung hingga pukul 13.00 WIB itu tidak membuahkan hasil apa-apa. Sejumlah tuntutan yang diajukan oleh masyarakat, diantaranya meminta tanaman kehidupan, program CSR lebih maksimal, cek tapal batas dan program ekonomi kerakyatan belum bisa dikabulkan oleh perusahaan. Sebab itu, berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, pertemuan akan dilanjutkan pada (12/11/13) mendatang di tempat yang sama.*** (feb)
Sumber:http://www.riauterkini.com/sosial.php?arr=65985