Lakukanlah sesuatu itu karena itu memang baik untuk dilakukan, bukan karena apa yang akan kamu dapatkan.

Minggu, 08 Juni 2014

Perusahaan - Warga Haru Duduk Bersama

Scale Up Cermati Konflik Perkebuan Dan Hutan


PEKANBARU, TRIBUN - Bisnis perkebunan kelapa sawit dan kehutanan di Riau terus berjalan dan berkembang.Namun, dalam perjalannya kadang kala harus bersentuhan dengan masyarakat, yang akhirnya memunculkan konflik antara perusahaan dan masyarakat.

Kondisi ini ditanggapi pemerhati masalah lingkungan, Scale Up.Satu di antara banyak konflik terjadi di Riau adalah antara warga dengan PT Sumber Seraya Lestari (SSL).Konflik ini mau tidak mau mempengaruhi bisnis perkebunan dan kehutanan dengan terganggu nya investasi ke Riau di bidang perkebunan dan kehutanan.

Direktur Eksekutif Scale Up, Harry Octavian kepada Tribun Menyebutkan, hingga kini konflik antara warga Desa Tumang, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak dengan PT SSL belum juga tuntas diselesaikan.KOnflik tersebut terjadi sejak 2012 telah memakan korban dua orang warga tertembus peluru aparat serta penangkapan kepaka desa pada tanggal 17 April lalu.

Konflik berawal dari laporan PT SSL kepada kepolisian mengenai pengelolaan lahan di areal hutan oleh kepala desa dan tiga warga nya.Lahan tersebut berada di dekat tapal batas PT SSL.Namun, Hingga kini belum ada bukti apapun bahwa lahan yang dikelola masyarakat itu masuk dalam areal konsesi PT SSL.

''Penyelesaian konflik ini seharusnya dilakukan dengan cara yang bermartabat, sehingga perlu adanya upaya membuka ruang - ruang komunikasi antar pihak untuk mendorong penyelesaian konflik yang terjadi,''ungkap Harry.

Konflik serupa, kata Harry, tidak hanya terjadi di Desa Tumang, namun hampir di seluruh desa di kawasan konsesi perkebunan maupun kehutanan.Scale Up mencatat ada 62 konflik Sumber Daya Alam terjadi di Riau selam tahun 2013.

''Dari jumlah konflik tersebut konflik tertinggi terjadi di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dengan 10 kasus dan Rokan Hulu 10 kasus,dari 62 kasus, korban jiwa tercatat sebanyak lima orang dan 37 orang luka-luka beber Harry.

Untuk menghindari korban jiwa dan kerugian finansial,ulas Harry,baik di pihak masyarakat, perusahaan, maupun pemerintah sudah seharusnya penyelesaian konflik yang terjadi di Riau, diselesaikan dan diatasi di luar jalur hukum atau mediasi.

''Upaya penyelesaian konflik Sumber Daya Alam, bertujuan untuk membangun kerja sama yang baik antar pihak,sehingga terbangun hubungan positif dan saling menguntungkan.Tidak bisa dipungkiri setiap konflik menimbulkan kerugian, baik moral maupun material dari pihak perusahaan maupun masyarakat.''tutur Harry.(nol)


Sumber : Tribun Pekanbaru edisi cetak hari Minggu 8 Juni 2014

tanah untuk keadilan

tanah untuk keadilan

Visitor

Flag Counter

Bertuah

Blogger Bertuah