Lakukanlah sesuatu itu karena itu memang baik untuk dilakukan, bukan karena apa yang akan kamu dapatkan.

Minggu, 20 April 2014

Warga Siak Protes Perusakan dan Pembakaran Rumah oleh Aparat TNI


March 26, 2014 in KLIPING

Selasa, 25 Maret 2014 | 12:25, Siak – Sejumlah rumah penduduk di Desa Tasik Betung, Kecamatan Mandau, Kabupaten Siak, Riau, dibakar dan dirusak oleh oknum aparat gabungan selama dua pekan terakhir.

Aparat gabungan itu terdiri dari oknum TNI, Brimob dan preman yang diduga kuat oleh masyarakat setempat membekingi salah satu pemegang izin konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Arara Abadi yang merupakan group usaha Asia Pulp and Paper (APP).



Dari pantauan Beritasatu di Desa Tasik Betung, Senin (25/3) sore, puluhan rumah penduduk yang diruntuhkan aparat gabungan tersebut dengan menggunakan alat berat. Masyarakat juga semakin ketakutan akibat aksi brutal aparat itu.

Sejumlah warga termasuk anak-anak kini harus melarikan diri ke hutan. Bahkan, warga yang rumahnya telah rata dengan tanah terancam kelaparan karena semua isi rumah termasuk bahan makanan dan peralatan rumah tangga turut dieksekusi.

“Kami tidak tahu lagi mau ke mana. Rumah kami telah rata dengan tanah. Kami juga tidak diberi kesempatan untuk mengambil barang-barang kami dari dalam rumah. Kami ketakutan makanya lari ke hutan. Sudah hampir sebulan terakhir ini Desa Tasik Betung mencekam,” ujar Ponimin (47) saat ditemui Beritasatu.com saat meninjau rumahnya yang telah porak-poranda.

Puluhan rumah penduduk yang dihancurkan oleh aparat keamanan itu terjadi pada Rabu dan Kamis pekan lalu. Karena masyarakat ketakutan dengan senjata lengkap prajurit TNI maupun Brimob, mereka melarikan diri ke hutan.

Ponimin mengungkapkan, dia dan keluarga mendapatkan lahan satu hektare dari warga setempat. Lahan itu digunakan untuk bercocok tanam dan di dalamnya didirikan rumah.

“Hasil dari bercocok tanam ini dibagi dengan pemilik tanah. Bila kami tanam padi contohnya, saat panen hasilnya 20 karung, sebanyak enam karung ke pemilik lahan dan sisanya sama kami. Istilah disini belah pinang,” ujar Ponimin sambil meratapi rumahnya yang telah rata dengan tanah.

Pemilik lahan yang merupakan penduduk asli Riau, Suku Sakai, Dagang (61), mengaku pihak yang paling bertanggungjawab atas penghancuran rumah warga adalah PT Arara Abadi. Hal itu terbukti dari alat berat yang dipakai untuk menghancurkan rumah warga adalah back hoe yang datang dari kawasan HTI.

“Makam nenek moyang kami yang sudah 100 tahun juga turut dilindas alat berat. Ini tanah wilayat kami dan merupakan belukar yang baru kembali diolah,” ujarnya dengan logat melayu yang kental.

Masyarakat di Desa Tasik Betung, kata Dagang, tak bisa berbuat apa-apa atas pengrusakan rumah dan makam. Desa itu berada jauh dari kawasan kota dan aksesnya sulit dijangkau.

“Kami tidak tau mengadu kemana. Polisi dan tentara merupakan orang PT (perusahaan HTI). Kami hanya tahu berladang dan itu pun kami harus ditindas di tanah kami sendiri,” ujarnya.

Total luas Desa Tasik Betung sekitar 128.000 hektare. Lebih dari 98 persen Desa itu telah berubah menjadi HTI sementara masyarakat asli di sana tak mendapatkan tanah warisan nenek moyangnya karena terus terusir.Bahkan Desa itu tidak ada di peta Kehutanan. Padahal, di sana ada sekolah SD Negeri dan kantor desa.

Dulu desa itu dipimpin seorang penghulu. Desa itu telah ada sebelum Undang-undang Kehutanan diterbitkan pemerintah pusat kantor desa sudah ada. (Penulis: H-14/FEB)

Source: http://www.tniad.mil.id/?p=7185

Baca Juga :konfliktanahriau.blogspot.com/sejumlah rumah penduduk di Desa Tasik Betung


tanah untuk keadilan

tanah untuk keadilan

Visitor

Flag Counter

Bertuah

Blogger Bertuah