Lakukanlah sesuatu itu karena itu memang baik untuk dilakukan, bukan karena apa yang akan kamu dapatkan.

Rabu, 23 Oktober 2013

Kerusuhan kembali terjadi di Kota Batam





Kamis, 24 Oktober 2013 01:51
BATAM, HALUAN — Kerusuhan kembali terjadi di Kota Batam, Rabu (23/10). Ribuan warga Tanjung Uma mengamuk dan melempari petugas dengan batu dan kayu. Kericuhan itu merupakan buntut tidak ditemukannya kata sepakat antara Badan Pengu­sahaan  (BP) Batam dan perwakilan warga, terkait status perumahan warga di Bukit Tanjung Uma.
Seperti dirilis sebelumnya, rusuh juga sempat terjadi belum lama ini. Hal ini setelah sejumlah massa yang diduga dibayar pihak perusahaan, mematok lahan di kawasan Tanjung Uma. Ketika itu, warga yang merasa kesal dengan ulah massa bayaran itu, mengamuk dan menghajar massa bayaran tersebut.
Aksi pada Rabu kemarin, merupakan aksi lanjutan dari tuntutan warga Tanjung Uma. Dari pantauan lapangan, ribuan warga Tanjung Uma atau Kampung Tua di kawasan itu, sudah mendatangi Gedung BP Batam sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka menuntut pemerintah segera memastikan legalitas Kampung Tua. Ribuan petugas diturunkan untuk menga­mankan aksi tersebut.
Setelah menggelar orasi, perwakilan warga akhirnya diterima Kepala BP Batam Mustofa Widjaya dan Gubernur Kepri HM Sani. Sedangkan perwakilan warga dipimpin Raja Harum.
Dalam pertemuan itu,  ada empat pernyataan sikap yang disampaikan warga. Yakni mendesak BP Batam dan Pemko Batam segera menerbitkan surat keputusan terkait legalitas untuk 33 titik di Kampung Tua, sesuai SK Wali Kota Batam Nomor 105/HK/III/2004 tanggal 23 Maret 2004, selambat-lambatnya 3X24 jam.
Warga juga mendesak BP dan Pemko Batam segera menerbitkan surat keputusan pengesahan luas wilayah Kampung Tua Tanjung Uma seluas 108 hektare. Selain itu, BP Batam didesak segera menerbitkan surat pencabutan izin prinsip pengalokasian lahan yang diberikan kepada pihak lain di dalam lahan Kampung Tua Tanjung Uma, selambat-lambatnya 3x24 jam. Massa juga mengutuk keras cara-cara premanisme yang digunakan oleh pihak manapun dalam penyelesaian persoalan Kampung Tua.
Sekitar pukul 12.15 WIB, Raja Harum dan perwakilan lain keluar dari Kantor BP Batam. Di hadapan massa, ia mengatakan tidak ada kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan itu.
Rusuh
Mendengar pengakuan itu, emosi ribuan warga Tanjung Uma akhirnya tak tertahankan lagi. Rusuh pun pecah. Batu bata dan benda-benda keras lain beterbangan ke arah barisan polisi anti  huru-hara, yang mengelilingi Gedung BP Batam.
Kondisi itu memicu reaksi dari aparat. Dalam hitungan menit, petugas melepaskan tembakan gas air mata ke arah massa berkali-kali. Tidak itu saja, dua unit truk water canon juga beraksi sehingga massa kocar-kacir dan mulai mundur. Meski demikian, mereka tetap melempari petugas dengan benda keras.
Suasana semakin mencekam setelah polisi mengerahkan seluruh personil dan kendaraan antihuru-hara ke arah konsentrasi massa pendemo yang terpecah dua, yakni ke arah Pemko Batam dan Hotel Harmoni One. Konsentrasi massa pun langsung bubar. Beberapa dari mereka ada yang ditangkap petugas dan dibawa ke Mapolresta Batam untuk dimintai keterangan.
Sementara itu, Kapolda Kepri Brigjen Pol Endjang Sudrajat yang dikonfirmasi beberapa saat kemudian mengatakan, kondisi di Batam sudah mulai kondusif, setelah petugas mengamankan sejumlah pendemo.
“Kami sudah melakukan langkah yang persuasif, tapi sejak awal kami sudah melihat tanda-tanda mau anarkis, seperti merusak pagar berduri, “ujarnya.
dikatakan, aparat Kepolisian sudah mengamankan beberapa titik, seperti disekitar Duta Mas, Tanjung Uma dan tempat fasilitas umum lainnya seperti Bandara. “Saya tidak tahu berapa penjagaan di masing-masing titik tersebut. Saat ini, saya nilai Batam masih aman dan kondusif, “pungkasnya.
Rumah Wagub Kepri Dijaga
Masih terkait rusuh itu, satu Kompi Brimob disiagakan khusus untuk mengaman Kompleks Peru­mahan Duta Mas, yang meru­pakan tempat kediaman Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Suryo Respationo. “Ini sebagai antisipasi supaya tidak terjadi rusuh lagi di sana,” ujarnya.
Dari pantauan lapangan, rumah Wagub Kepri tampak dijaga ratusan pemuda dari OKP yang membawa kayu broti dan senjata tajam. Tidak itu saja, aktivitas di Sekolah Islam Nabila yang berada dekat kawasan itu, terpaksa harus dihentikan. (h/hk)

Sumber:http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=27162:batam-kembali-rusuh&catid=6:riau-a-kepri&Itemid=73

tanah untuk keadilan

tanah untuk keadilan

Visitor

Flag Counter

Bertuah

Blogger Bertuah