26 Juni 2012
PEKANBARU, PEKANBARUEXPRESS -
Terkait aksi warga Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti dan
Serikat Tani Riau (STR) yang mendirikan tenda di depan kantor DPRD
Riau, wakil ketua Komisi A, DPRD D Riau Hazmi Setiadi mempertanyakan
tuntutan mereka. Pasalnya, kasus eksploitasi PT. RAPP di Pulau Padang
sudah ditangani pusat.
"Apalagi tuntutannya disini?.Sementara kasus itu sudah ditangani pusat. Bukan lagi urusannya disini," kata Hazmi Setiadi, Selasa (26/6/12). ketika ditemui digedung DPRD Riau.
Meski demikian, Hazmi juga tetap menyanyangkan nasib warga pulau padang dalam memperjuangkan tanahnya. Kata dia, warga yang terus menggalang aksi tersebut telah menghabiskan waktu dan pikiran. Tetapi sekarang, prosedurnya sudah di pusat.
Lanjutnya, dulu warga dan STR sudah mengadakan aksi menjahit mulut dan tidur massal di kantor DPR RI Jakarta. Sementara itu, kasus tersebut tidak juga kunjung selesai hingga ada mereka yang bertekad untuk membakar diri.
Hal tersebut dalam penilaian Hazmi bukanlah perjuangan yang elegant. Karena bakar diri hanya merugikan diri dan anak istri sendiri.
"Bakar diri bukanlah tindakan yang tepat. Sebaiknya, warga tersebut kaji ulang dan tindak lanjuti hasil tanganan kasus oleh pusat. Jangan bakar diri," kata Hazmi lagi.
Sementara itu, Muhammad Riduan dan kawan-kawan tetap bersikukuh akan membakar diri pada tanggal 7 juli 2012 mendatang di depan Istana negara. Karena, dia menilai tidak ada jalan lain untuk menghentikan eksploitasi PT. RAPP di Pulau Padang.
"Dengan aksi bakar diri, supaya terketuk pintu hati bapak presiden RI, SBY yang terhormat untuk menyelamat warga kami di pulau padang. Jika SBY menginginkan warga kami harus berkorban untuk kepentingan bisnis perusahaan RAPP, biarlah kami 7 orang ini yang membakar diri di istana," kata M. Riduan.
Terkait pernyataan wakil ketua Komisi A, Hazmi Setiadi, ketua Serikat Tani Riau (STR) itu tidak banyak bicara. Dia hanya menyampaikan, jika aksinya di depan DPRD Riau dalam waktu seminggu ini hanya mengadukan ke masyarakat Riau bahwa pihaknya akan tetap memperjuangkan Pulau Padang walau dengan taruhan nyawa.
"Kami di sini hanya ingin memperlihatkan ke pada masyarakat bahwa ketidak adilan terjadi di mana-mana. Kami di Pulau Padang adalah salah satu korban dari kelicikan pemerintah. Untuk itu, kami hanya mengadukan ke masyarakat Riau, bahwa kami hadiahkan 10 nyawa untuk SBY," lanjutnya.
Namun demikian, M. Riduan tetap menginginkan adanya kesadaran dari pemerintah atau dewan baik tingkat kabupaten, Provinsi dan pusat bahwa pembabatan ribuan hektare hutan di pulau padang adalah tindakan yang tidak adil dan tidak punya prikemanusiaan. Oleh karenanya, dia minta pertangggungjawaban pemerintah. (SCI)
"Apalagi tuntutannya disini?.Sementara kasus itu sudah ditangani pusat. Bukan lagi urusannya disini," kata Hazmi Setiadi, Selasa (26/6/12). ketika ditemui digedung DPRD Riau.
Meski demikian, Hazmi juga tetap menyanyangkan nasib warga pulau padang dalam memperjuangkan tanahnya. Kata dia, warga yang terus menggalang aksi tersebut telah menghabiskan waktu dan pikiran. Tetapi sekarang, prosedurnya sudah di pusat.
Lanjutnya, dulu warga dan STR sudah mengadakan aksi menjahit mulut dan tidur massal di kantor DPR RI Jakarta. Sementara itu, kasus tersebut tidak juga kunjung selesai hingga ada mereka yang bertekad untuk membakar diri.
Hal tersebut dalam penilaian Hazmi bukanlah perjuangan yang elegant. Karena bakar diri hanya merugikan diri dan anak istri sendiri.
"Bakar diri bukanlah tindakan yang tepat. Sebaiknya, warga tersebut kaji ulang dan tindak lanjuti hasil tanganan kasus oleh pusat. Jangan bakar diri," kata Hazmi lagi.
Sementara itu, Muhammad Riduan dan kawan-kawan tetap bersikukuh akan membakar diri pada tanggal 7 juli 2012 mendatang di depan Istana negara. Karena, dia menilai tidak ada jalan lain untuk menghentikan eksploitasi PT. RAPP di Pulau Padang.
"Dengan aksi bakar diri, supaya terketuk pintu hati bapak presiden RI, SBY yang terhormat untuk menyelamat warga kami di pulau padang. Jika SBY menginginkan warga kami harus berkorban untuk kepentingan bisnis perusahaan RAPP, biarlah kami 7 orang ini yang membakar diri di istana," kata M. Riduan.
Terkait pernyataan wakil ketua Komisi A, Hazmi Setiadi, ketua Serikat Tani Riau (STR) itu tidak banyak bicara. Dia hanya menyampaikan, jika aksinya di depan DPRD Riau dalam waktu seminggu ini hanya mengadukan ke masyarakat Riau bahwa pihaknya akan tetap memperjuangkan Pulau Padang walau dengan taruhan nyawa.
"Kami di sini hanya ingin memperlihatkan ke pada masyarakat bahwa ketidak adilan terjadi di mana-mana. Kami di Pulau Padang adalah salah satu korban dari kelicikan pemerintah. Untuk itu, kami hanya mengadukan ke masyarakat Riau, bahwa kami hadiahkan 10 nyawa untuk SBY," lanjutnya.
Namun demikian, M. Riduan tetap menginginkan adanya kesadaran dari pemerintah atau dewan baik tingkat kabupaten, Provinsi dan pusat bahwa pembabatan ribuan hektare hutan di pulau padang adalah tindakan yang tidak adil dan tidak punya prikemanusiaan. Oleh karenanya, dia minta pertangggungjawaban pemerintah. (SCI)
Sumber : http://www.pekanbaruexpress.com/dprd-pekanbaru/102-legislatif/7375-warga-pulau-padang-tetap-ngotot-memperjuangkan-tanahnya