Lakukanlah sesuatu itu karena itu memang baik untuk dilakukan, bukan karena apa yang akan kamu dapatkan.

Senin, 25 Juni 2012

Pekerja PT Palma Satu Dituding Tebar Teror

Sengketa lahan antara masyarakat Pancur, Keritang, Inhil dengan PT Palsa Satu dikhawatirkan pecah jadi konflik fisik. Warga menuding pekerja perusahaan menebar teror.

Riauterkini-TEMBILAHAN-Perjuangan petani dari 12 parit di Desa Pancur, Kecamatan Keritang dalam mempertahankan lahannya dari pencaplokan PT Palma Satu berbuah intimidasi dan ancaman, kuat dugaan telah terjadi pelanggaran HAM di sana.

Perbuatan intimidasi, pembakaran rumah sampai aksi pelecehan yang dilakukan orang-orang PT Palma Satu diceritakan para petani Desa Pancur di hadapan tim kuasa hukum petani yang lahannya diserobot tersebut, kemarin (24/6/12).

Petani menceritakan, bahwa sejak kedatangan PT Palma Satu sekitar tahun 2008 ke daerah mereka, maka para Pengawas Kerja (PK) dan pekerja perusahaan sawit ini terus melakukan teror dan intimidasi serta merusak lahan dan tanaman yang mereka tanam.

"Lahan yang kami garap sejak tahun 2004 ini telah kami buat parit dan dibersihkan, namun saat perusahaan PT Palma Satu datang mereka merusak dan menguasai lahan kami ini," cerita H Daud, Kepala Parit Cahaya Timur II dan III menceritakan duka mereka saat mempertahankan haknya.

Saat para pekerja PT Palma Satu merusak lahan mereka tersebut, Kepala Parit Anwar, Anwar mengungkapkan mereka telah berusaha mencegah dan melarang, tapi tidak diperdulikan bahkan diancam.

Bahkan, saat dilarang tersebut dengan arogannya para PK dan pekerja PT Palma Satu mendatangi petani sambil membawa senjata tajam.

"Karena melarang pekerja PT Palma Satu merusak lahan kami, saat ini saudara saya Cataruddin dilaporkan ke polisi dan ditahan di Mapolres Indragiri Hulu. Ia dituduh memukul pekerja perusahaan, padahal itu tidak benar," ujar Anwar.

Padahal, kata Anwar ia menyaksikan langsung bahwa Cataruddin tidak melakukan pemukulan seperti yang dituduhkan, ia hanya mendorong pekerja perusahaan yang saat itu melakukan provokasi menantang petani.

Ironisnya, seorang petani bernama Lawu yang memiliki lahan di Parit Bermo Ujung, menerangkan, saat ini parit-parit yang dibuat petani telah ditimbun oleh pihak perusahaan dengan menggunakan eksavator, malahan tanaman kelapa lokal dan jagung yang ditanam petani juga ikut dirusak dan ditimbun mereka.

"Lahan saya juga dirusak oleh pekerja PT Palma Satu dengan eksavator," jelas Kamaruddin, Kepala Parit Selamat 4 menceritakan kejadian serupa yang menimpanya.

Saat ini para petani yang tinggal di sekitar areal lahan tersebut kerap mendapatkan teror, sampai aksi pembakaran rumah yang diduga kuat dilakukan orang-orang PT Palma Satu.

"Rumah warga kami juga dibakar, siapa lagi yang melakukan dan yang berhadapan dengan petani kalau bukan orang-orang PT Palma Satu," tuding Ketua BPD Pancur, H Adam Muhammad.

Mardi, petani di Parit Selamat 5 juga menyatakan saat pekerja menggali parit di lahan mereka, tapi mereka tetap melanjutkan aktifitasnya. Sawit yang mereka tanam baru berumur satu tahun juga diinjak-injak pekerja perusahaan sawit ini.

Pakmuk, petani yang mengaku lahannya seluas 5 hektar dirusak pihak perusahaan, termasuk tanaman jagung mereka yang dibabat dan ditimbun kedalam tanah dengan menggunakan alat berat.

"Saat kami menanam lagi, kembali mereka rusak tanaman kami. Saat saya melarang mereka datang dan mengancam dengan senjata api," tegas Pakmuk.

Aksi pelecehan seksual juga menimpa keluarga para petani yang tinggal di lokasi tersebut. Martang, petani yang memiliki lahan di Parit Selamat 7 menerangkan bahwa ipar perempuannya didatangi pekerja PT Palma Satu kerumahnya, pekerja tersebut lantas mengangkat baju dan membuka celananya, maaf sambil memperlihatkan alat kelaminnya.

Para petani menerangkan, bahwa atas kejadian yang menimpa mereka ini telah sering dilaporkan kepada pihak kepolisian, tapi tidak ditanggapi. Anehnya, kalau pihak perusahaan yang melapor langsung direspon.

"Kami saat ini masih bisa bersabar pak! Tapi kan kesabaran itu ada batasnya. Ini sudah menyangkut harga diri dan hak kami, maka akan kami pertahankan," tegas H Adam Muhammad, Kepala Parit Bantalan Selamat 5.

Aksi para pekerja PT Palma Satu di lapangan saat ini, seakan-akan sengaja memprovokasi dan memancing kemarahan petani. Alat berat yang bekerja di lokasi juga terus ditambah. "Kalau dulu waktu Komisi I DPRD Inhil turun ke lokasi hanya ada tiga alat berat, saat ini ada tujuh yang dikerahkan merusak lahan kami. Kegiatan mereka seperti sengaja provokasi petani," sebut Ketua Gapoktan Selamat, Ahmad Rizal Zuhdi kepada riauterkini.com, Senin (25/6/12).

Kuasa Hukum petani Pancur, Kecamatan Keritang, Zainuddin Acang SH menyatakan bahwa atas permasalahan yang menimpa petani ini terindikasi kuat telah terjadi pencaplokan dan perusakan lahan milik petani oleh orang-orang PT Palma Satu.

"Juga telah terjadi pelanggaran HAM secara sistematis dan massif, yakni melakukan intimidasi dan teror terhadap petani pemilik lahan," tandas Zainuddin.***(mar)

Sumber :http://www.riauterkini.com/raga.php?arr=48408

tanah untuk keadilan

tanah untuk keadilan

Visitor

Flag Counter

Bertuah

Blogger Bertuah