Lakukanlah sesuatu itu karena itu memang baik untuk dilakukan, bukan karena apa yang akan kamu dapatkan.

Senin, 21 Oktober 2013

Kronologis Bentrok Warga dan Pekerja PTPN V

22 Oktober 2013 Seorang warga menyaksikan satu unit sepeda motor terbakar di lokasi bentrokan antara warga Desa Senamanenek dan pekerja PTPN V di Kebun Sungai Kencana, Tapung Hulu, Kampar, Senin (21/10/2013). Foto: istimewa 

 SINAMANENEK (RP) - Berbagai informasi berkembang terkait awal mula terjadinya bentrok. Menurut versi warga, bentrok diawali aksi pelemparan yang dilakukan pekerja kebun di sekitar portal masuk kebun PTPN V Sungai Kencana Senamanenek. Saat itu warga Senamanenek berupaya membuka kunci portal dan menerobos masuk ke lokasi perusahaan. Situasi makin panas karena adanya tindakan saling mengejek. Sementara menurut versi beberapa pekerja PTPN V, pecahnya bentrok akibat adanya upaya paksa dari warga masuk ke kebun PTPN V. Warga Senamanenek juga memulai aksi dengan melakukan pelemparan. Humas PTPN V Friando Panjaitan saat dihubungi melalui telepon selulernya malam tadi mengatakan, ia belum mendapat informasi pasti awal pecahnya bentrokan. Informasi yang dirangkum di lapangan, sebelum bentrok pukul 10.00 WIB itu, massa kedua kubu sudah terpisah jarak sekitar 1 kilometer. Di antara massa warga juga tampak anggota berpakaian bertuliskan Pagar Negeri Bumi Riau (PNBR). PNBR merupakan organisasi masyarakat yang turut mengawal dan mendampingi perjuangan warga Senamanenek beberapa bulan terakhir. Massa kedua kubu mendapat pengawalan ratusan personel polisi. Kedua massa tetap dalam posisi siaga. Di antara massa tampak ada yang memegang batu, parang, kayu, tombak dan juga celurit. Sekitar pukul 11.30 WIB, belasan anggota PNBR terlihat mendekat ke arah massa pekerja PTPN V yang bersiaga di bagian depan kebun Sungai Kencana. Perang mulut dan saling ejek tak terelakkan. Tak lama berselang, ribuan pekerja PTPN V bergerak ke luar dan berupaya mengejar massa lainnya. Massa pekerja PTPN V memang terlihat jauh lebih banyak. Namun bentrokan lebih besar dapat dicegah oleh personel polisi dan TNI. Sekitar pukul 12.30, warga Senamanenek termasuk Komando Pimpinan Pusat PNBR Tengku Meiko Sofyan dan anggota akhirnya bergerak mundur ke Kampung Senamanenek. Sekitar pukul 16.00 WIB, Tengku Meiko Sofyan bergerak dari rumah tokoh masyarakat Senamanenek, Abdul Razak karena kabarnya ada tawaran pertemuan dari pihak kepolisian. Namun di tengah jalan ke arah kebun Sungai Kencana PTPN V, tepatnya di depan Gathering Station PT Chevron Lindai, personel polisi mencegat Tengku Meiko Sofyan. Tak lama berselang Tengku Meiko Sofyan yang tetap di dalam mobilnya digiring pihak kepolisian. Tak lama setelah Tengku Meiko dibawa polisi, sekitar pukul 16.30 WIB, ratusan personel polisi dan Brimob Polda Riau yang baru saja datang ke lokasi bergerak menuju kampung Senamanenek untuk melakukan sweeping. Tampak juga di lapangan Kapolres Kampar AKBP Ery Apriyono, Kasat Reskirim Polres Kampar AKP Eka Ariandi Putra, Kabag ops Kompol M Harahap dan lainnya. Saat tiba di kampung Desa Senama Nenek situasi tampak makin mencekam karena banyaknya personel polisi yang turun. Sejumlah warga diamankan dan dinaikkan ke dalam mobil di antaranya mobil bus polisi. Teriakan histeris dari para ibu-ibu terdengar saat aparat kepolisian menangkap warga. Terkait sweeping pascabentok itu, dibenarkan pihak kepolisian melalui pesan BlackBarry Massenger (BBM) yang diterima wartawan dari Kasat Reskrim Polres Kampar AKP Eka Ariandi Putra. Dalam pesan tersebut menyebutkan, sekitar pukul 15.00 WIB bertempat di depan Gapura PTPN V Sei Kencana dilaksanakan kegiatan apel terhadap pasukan dari Polda, Brimobda dan Polres Kampar yang diambil oleh Dirsamapta Polda Riau dan Kapolres Kampar tentang rencana sweeping terhadap massa dari PNBR yang saat ini bersembunyi di rumah warga atas nama Razak di Desa Senamanenek. Selanjutnya pada pukul 16.00 WIB, anggota gabungan yang langsung dipimpin oleh Dir IK, Dir Samapta dan Kapolres Kampar langsung berangkat ke Desa Senamanenek dan dari sweeping berhasil diamankan 38 orang termasuk massa PNBR yang membawa senjata tajam dan juga ikut diamankan juga Tengku Meiko Syofyan. Dari sweeping itu berhasil diamankan barang bukti 32 botol bom molotov berisikan bensin dengan sumbu kain, 1 pucuk senapan angin, 3 buah parang panjang, 3 buah pisau, 1 buah keris, dan 1 buah bambu runcing. Dari Polda Riau dilaporkan untuk mengamankan bentrokan kemarin dikerahkan ke lokasi satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Brimob dan Shabara Polda Riau. ‘’Dikirim untuk mengamankan situasi bentrok antara masyarakat degan karyawan PT Perkebunan Nusantara V,’’ ujar Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo kepada wartawan, Senin (21/10). Kronologis bagaimana bentrokan terjadi berawal ketika masyarakat setempat dan massa dari Payung Negeri Bersatu Pekanbaru (PNBR) berdemo di gerbang PTPN V sekitar pukul 09.00 WIB. ‘’Massa yang berdemo berjumlah ratusan orang, sementara karyawan dan pengamanan PTPN berjumlah sekitar 3 ribu orang,’’ lanjut Guntur. Agar bentrokan tak berkembang semakin jauh, massa yang bentrok dipisah aparat dengan menembakkan gas air asap. ‘’Bentrokan pecah lagi pukul 11.30 WIB. Langkah cepat harus diambil petugas, dan petugas masih bersiaga di lokasi,’’ ucap Guntur. Dipaparkannya, masalah yang melatarbelakangi bentrok berlangsung sudah cukup lama, yaitu ketika masyarakat meminta 2.800 hektare tanah ulayat yang digunakan PTPN.(rdh/ali/why/esi)

Sumber:http://www.riaupos.co/berita.php?act=full&id=36358&kat=3

tanah untuk keadilan

tanah untuk keadilan

Visitor

Flag Counter

Bertuah

Blogger Bertuah