Lakukanlah sesuatu itu karena itu memang baik untuk dilakukan, bukan karena apa yang akan kamu dapatkan.

Selasa, 22 Oktober 2013

Dokter Pastikan Korban Bentrok Sinamanenek Bukan Tertembak

Selasa, 22 Oktober 2013 20:59
Seorang korban bentrok warga Sinamanenek, Kampar dengan Panswakarsa PTPN V masih dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Dokter memastikan bukan tertembak, melainkan terhantam benda tumpul.

Riauterkini-PEKANBARU- Warga Sinamenenek, Tapung Hulu, Kampar dan Pihak PTPN V terlibat kericuhan, Senin (21/10/13). Puluhan orang warga terpaksa dirawat intensif di rumah sakit dan puskesmas. Termasuk Junaidi (43) seorang buruh warga Rumbai, Pekanbaru juga terbaring. Tidak tahu pasti apa yang menyebabkan kaki kananya mengalami patah tulang. Hingga kini, ia masih terbaring lemas di ruang 5 Kamar Cendrawasih 2 RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru.

Kepada riauterkini.com, Selasa (22/10/13), awalnya, Junaidi mengaku bahwa ia hanya turut meramaikan warga kampung orang tuanya itu. "Awalnya, saya cuma mau pulang kampung dan menjemput putri saya yang tinggal sama neneknya di Sinamanenek. Karena saya orang sana, makanya saya ikut membantu warga sana berdemo," ungkapnya.

Korban mengaku bahwa ia bersama temannya diserang balik oleh pihak PTPN V bersama polisi, Senin (21/10/13) siang itu. Tiba-tiba saja, pada bagian kaki kanan, tepatnya dibelakang tulang kering, tepat di bawah betisnya mengenai benda yang menyebabkan tulangnya patah atau cedera berat.

"Saya datang, sudah bentrok. Kemudian, kami kabur, karena pihak PTPN V menyerang balik. Tiba-tiba saja, kaki kanan bagian belakang saya, entah diapakan saya tidak tahu, sudah patah dan rasanya sakit. Saya melihat tulang saya patah seperti patah tebu. Bahkan, tulangnya keluar. Saya melihat jelas tulang kaki saya," ungkapnya.

Berteriak kesakitan, ia langsung digotong dan ditolong oleh teman-temannya. "Saya tidak tahu kena apa. Rasanya sakit sekali. Namun, teman-teman bersorak kalau saya ditembak. Saya masih jelas mendengar suara mereka. Kemudian, saya langsung dilarikan ke Pekanbaru," ungkapnya.
 

Tiba di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, sekitar pukul 14.00 WIB. Korban yang ketika itu hendak dioperasi didatangi polisi yang dikatakan bahwa ia adalah salah seorang Pejabat Utama Polda Riau yang juga datang bersama dokter beserta pihak medis rumah sakit tersebut. Di depan polisi itu, dokter mengungkapkan bahwa ia hanya terkena benda tumpul.

"Saya didatangi polisi dan dokter. Saya tak tahu siapa. Ada orang yang bilang pada saya bahwa ia adalah orang nomor tiga di Polda Riau. Polisi itu datang bersama dokter. Saya juga tak tahu namanya. Dokter bilang di depan polisi itu, kaki saya cuma kena benda tumpul. Kemudian polisi itu menanya-nanyai saya. Dan berjanji akan datang lagi, hari ini. Namun, sampai sore ini (Selasa-red) dia tak juga datang," katanya.

Sejujurnya saja, sambung pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh di Pekanbaru itu, ia sangat berharap ada bantuan dari pihak manapun yang membiayai pengobatannya itu. "Saya berharap sekali dengan bantuan darimanapun. Saya juga sedih bahwa teman-teman sudah diproses di polisi, mengingat belum seorangpun pihak PTPN V yang diproses," ujar pria yang mempunyai putri tunggal berumur 17 tahun itu. ***(gem)


Sumber:http://www.riauterkini.com/hukum.php?arr=65759
 

tanah untuk keadilan

tanah untuk keadilan

Visitor

Flag Counter

Bertuah

Blogger Bertuah